#Post Title #Post Title #Post Title
Rabu, 16 November 2011

Karya Sastra



Pengertian Karya Sastra

           Hal yang dihasilkan oleh manusia dikenal sebagai karya . Dalam konteks lain, mungkin manusia dapat menghasilkan produk intelektual (seperti sebuah lagu atau puisi) atau objek material (rumah, kerajinan.)

           Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau berkaitan dengan sastra (himpunan pengetahuan yang berkaitan dengan menulis dan membaca dengan baik, atau seni puisi, retorika dan tata bahasa).

            Sebuah karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah , baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.

             Menurut bentuk atau subjek, karya sastra mungkin memiliki jenis yang berbeda seperti narasi (sebuah karya prosa, seperti novel atau cerita pendek ), puisi (komposisi dalam ayat yang mengekspresikan perasaan penulis), drama , epik (ayat-ayat yang menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa) atau mengajar (yang berusaha untuk mengarahkan pembaca atau pendengar).

              Karya sastra juga dapat berupa tulisan (buku atau media cetak lain bermain cerita tanpa perubahan) atau lisan (diwariskan dari generasi ke generasi dan sering berubah dari waktu ke waktu, seperti legenda atau cerita rakyat). Karya-karya juga dapat taktil, ketika disesuaikan dengan kebutuhan orang-orang buta melalui Braille.

Jenis-jenis Karya Sastra :

1.     Puisi


A.          Pengertian puisi

Puisi merupakan salah satu bentuk media sastra. Media puisi biasanya singkat karena ada pemadatan isi. Sering kali, isi (pesan) yang terkandung dalam puisi disampaikan secara tersirat. Bahasa puisi diungkapkan oleh penyair secara khas. Yang dimaksud dengan bahasa yang khas adalah bahasa dengan struktur dan pengungkapan yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. Sastrawan indonesia yang telah dikenal dengan penyajian bahasa dan gaya pengungkapan yang khas, diantaranya adalah Chairil Anwar, Amir Hamzah, Rendra, dll.

Ø  Memahami Puisi

Puisi, dalam arti yang sederhana, tersusun oleh satuan yang disebut baris (kalimat) dan bait (paragraf dalam puisi).
Puisi terdiri atas dua unsur yang menjadi ciri umum puisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi dan unsur yang berhubungan dengan makna puisi. Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah bunyi (irama dan rima), pilihan kata, dan tampilan cetak/ tulisan tipografi. Unsur yang berkaitan dengan makna puisi adalah tema, pesan tersurat, dan pesan tersirat.
a.   Pola Bunyi (Rima)
Rima adalah penataan unsur bunyi yang ada dalam kata. Penataan ini berupa pengulangan bunyi yang sama pada satuan baris atau pada baris-baris berikutnya dalam bait.
b.   Irama Ritme
Intonasi, penekanan kata, tempo (cepat-lambatnya pengucapan), dan penataan rima memunculkan irama puisi.
c.    Pilihan Kata (Diksi)
Diksi adalah kekuatan utama ekspresi puisi. Kata-kata yang dipilih penyair berfungsi untuk menyampaikan maksud atau makna puisi. Kata-kata juga dipilih berdasarkan efek bunyi yang ditimbulkan jika dibacakan.

Ø  Tipografi Puisi
Tipografi atau wujud puisi tidak selalu berbentuk bait demi bait. Tiap bait juga tidak selalu terdiri atas beberapa baris. Afrizal Malna adalah penyair yang banyak menulis puisi yang berbentuk kotak. Terkadang, ia membuat puisi seperti prosa, bentuk bait diganti dengan bentuk paragaraf.
B.     Jenis - jenis puisi

Puisi lama

Ciri-ciri puisi lama :
1.      Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
2.      Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
3.      Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
4.      Tidak ada pengarangnya (anonim)
5.      Isinya bersifat istana sentris.
6.      Bahasanya statis, dan sedikit mengalami perubahan.
7.      Sifat dan bahasanya kedaerahan.
Yang termasuk puisi lama adalah :
1.      Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
2.      Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
3.      Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
4.      Seloka adalah pantun berkait.
5.      Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
6.      Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
7.      Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

Puisi baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas :
1.      Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
2.      Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
3.      Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4.      Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
5.      Roman adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
6.      Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
7.      Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
Ciri –Ciri puisi baru adalah sebagai berikut :
1.      Puisi baru ada pengarangnya.
2.      Puisi baru berkisar untuk umum.
3.      Bahasanya dinamis.
4.      Yang banyak mempengaruhi bahasanya adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda.
5.      Mengutamakan isi.
6.      Jumlah baris dalam tiap bait bebas.
7.      Rima lebih bebas.
8.      Irama lebih bebas.

C. Unsur-unsur puisi
Unsur –unsur puisi tediri atas :
1.      Amanat
2.      Diksi
3.      Imaji
4.      Bahasa figuratif
5.      Kata Konkret Tema
6.      Nada
7.      Rasa
8.      Kata konkret
9.      Ritme dan Rima

Ø  Struktur Fisik Puisi
1.      Perwajahan puisi tipografi , yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
2.      Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3.      Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4.      Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
5.      Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, parsprototo, totemproparte, hingga paradoks.
6.      Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. 

Ø  Struktur Batin Puisi
1.      Tema atau makna (sense),  media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.      Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3.      Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
4.      Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

2.     Prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:

·         Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
Roman sosial, memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
Roman sejarah, yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
Roman psikologis, yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
Roman detektif, yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
·         Novel, berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
·         Cerpen, adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
·         Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
·         Kritik, adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
·         Resensi, adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
·         Esai, adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
3.     Drama
Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media  percakapan(dialog), gerak dan tingkah laku. Naskah merupakan hal utama dalam bermain drama (modern) karena ia merupakan panduan bagi para pemeran (aktor) di atas pentas. Selain naskah, ada unsur-unsur lain yang sangat menentukan yaitu dekorasi (setting), musik, lighting, make up,kostum,nyanyian, tarian, dan unsur penunjang lainnya.
·         Naskah
Naskah disini diartikan sebagai bentuk tertulis dari suatu drama. Sebuah naskah walaupun telah dimainkan berkali-kali, dalam bentuk yang berbeda-beda, naskah tersebut tidak akan berubah mutunya. Sebaliknya sebuah atau beberapa drama yang dipentaskan berdasarkan naskah yang sama dapat berbeda mutunya. Hal ini tergantung pada penggarapan dan situasi, kondisi, serta tempat dimana dimainkan naskah tersebut. Selain dialog, sebuah naskah yang baik harus memiliki tema, tokoh dan plot atau rangka cerita.
·         Tema
Tema adalah rumusan inti sari cerita yang dipergunakan dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Dari tema inilah kemudian ditentukan tokoh-tokohnya.
·         Tokoh
Dalam cerita drama tokoh merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita.oleh karena itu seorang tokoh haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai penggerak cerita yang baik. Disamping itu dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang tokoh. Biasanya ada 3 dimensi yang ditentukan yaitu:
Dimensi fisiologi  (ciri-ciri badan) antara lain usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, cirri-ciri muka,dll.
Dimensi sosiologi (latar belakang) kemasyarakatan misalnya status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobby, dan sebagainya.
Dimensi psikologis (latar belakang kejiwaan) misalnya temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan, dan lain sebagainya.
Apabila kita mengabaikan salah satu saja dari ketiga dimensi diatas, maka tokoh yang akan kita perankan akan menjadi tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati.
·         Plot
Plot adalah alur atau kerangka cerita. Plot merupakan suatu keseluruhan peristiwa didalam naskah. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
·         Pemaparan(eksposisi)
Bagian pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita. Pada umumnya bagian ini disajikan dalam bentuk sinopsis.
·         Komplikasi awal atau konflik awal
Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama.
·         Klimaks dan krisis
Klimaks dibangun melewati krisis demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks.
·         Penyelesaian (denouement)
Drama terdiri dari sekian adegan yang di dalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu klimaks terbesar dibagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.
·         Dialog
Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama para tokoh harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot maju, dan membukakan fakta.

4.     Prosa Liris
Prosa liris merupakan suatu bentuk karya sastra yg berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif yg disajikan seperti bentuk puisi,namun menggunakan bahasa yg bebas seperti bentuk prosa.
secara umum, lirisme itu merupakan bentuk (ciri) tulisan yang bernuansa romantis (hal-keindahan). Pemaknaan secara umum tersebut dapat terjadi (apalagi di Indonesia) karna akar lirisme di Indonesia, sudah kuat menopang semenjak jaman (sebelum) Balai Pustaka: yang ciri tulisannya, bersanjak, berpola 4 baris, dan terutama metaphor (kata-kata) yang indah, secara singkat sama dengan ciri melayu. Tidak ada kata-kata sarkas yang dipilih oleh penulis(pada jaman itu)dalam karya-karyanya. Ciri-ciri karya-karya tersebut adalah penggunaan kata-kata yang indah(sebenarnya, ada latarbelakang lain yang juga berperan, namun akan lebih panjang penjabarannya).
[ Read More ]

Aduuuuuuhhh ...!! Apa yah ?

Sobat blogger,, ini adalah tugas IPS dari guru.ku d sekolah..
dan sekarang saya mau bagi-bagi ilmu dengan kalian .. semoga bermanfaat :))




1.Pengertian Golongan Sosial,Kategori Sosial, Perkumpulan Sosial, Kelompok Sosial
pengertian golongan sosial.
Golongan sosial merupakan kesatuan manusia yang memiliki ciri-ciri tertentu.yang diberikan pihak lain(diluar kesatuan tersebut)
Pengertian kategori sosial
Kategori sosial adalah pengelompokan anggota-anggota masyarakat, baik yang terbentuk dengan sendirinya secara alamiah, maupun yang sengaja dibentuk oleh aturan-aturan tertentu dlm kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pengertian perkumpulan sosial:
Perkumpulan dapat diartikan sebagai suatu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yg terorganisir secara sistematis untuk tujuan atau kepentingan tertentu
Pengertian kelompok sosial:
Kelompok sosial dapat diartikan sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antar mereka, dimana hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
2. Perbedaan Antara Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan
1. Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami.

Masyarakat Modern berempat tinggal secara menetap disatu wilayah hunian dan berada di kota, sedangkan masyarakat tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan. Dan berada di pedesaan bahkan dipedalaman. Menurut temuan ada kurang lebih 16.000 Desa yang berada dipedalaman.

2.Bahasa yang digunakan.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat modern cenderung berpariatif menggunakan bahasa Ibu bahasa Resmi dan bahasa International, sedangkan masyarakat tradisional cenderung menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Ibu atau bahasa suku.

3.Rumah tempat tinggal.

Dilihat dari rumah tinggal untuk masyarakat modern cenderung berarsitektur berpariatif sesuai dengan selera individu, sedangkan masyarakat tradisional cenderung sama dan bahan yang digunakanpun sama.

4.Peralatan yang digunakan.

Dari peralatan yang digunakan baik itu peralatan rumah tangga ataupun peralatan lain, masyarakat modern menggunakan peralatan yang dibuat oleh orang lain dan bersipat canggih. Bahkan cenderung mengikuti peradaban Dunia yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat tradisional peralatan yang digunakannya hasil buatan sendiri, yang bersipat sederhana.

5.Kehidupan Budaya.

Dilihat dari kehidupan budaya masyarakat modern merupakan perpaduan dari budaya sendiri, budaya dari budaya lain diluar suku itu sendiri, maupun budaya yang datangnya dari luar, seperti dari barat.

6.Kehidupan Sosial

Kehidupan social masyarakat modern cenderung berpariatif, seperti yang berada di kota-kota besar, mereka hidup saling membantu namun tak tahu siapa yang membantu dan siapa yang dibantu. Sedangkan masyarakat tradisional mereka saling membantu dan hidup bergotong royong.

7.Makanan yang dikonsumsi

Makanan yang dikonsumsi masyarakat modern sangat berpariatif mulai dari makanan tradisional hingga makanan yang sipatnya modern atau makanan yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat Tradisional makanan yang dikonsumsi bersipat kontinyu, atau itu-itu juga. Bahkan masyarakat dipedalaman makanan yang dimakan adalah apa-apa yang didapat dan dihasilkan oleh hasil sendiri. Baik dari pertanian ataupun perburuan seperti daging ataupun ikan yang diambil disungai atau laut.

8.Pakaian yang dipergunakan.

Pakaian sebagai bahan penutup badan pada masyarakat modern selalu mengikuti perkembangan, yang dipakai secara umum. Sedangkan masyarakat tradisional pakaian yang digunakan apa adanya bahkan daun atau kulit kayu pun jadi bahan pakaian.

9.Kepercayaan yang dianut.

Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat modern berbagai macam kepercayaan, Agama sebagai kepercayaan pun bervariasi. Sedangkan masyarakat tradisional kepercayaan bersipat sama satu dengan yang lainnya. Bahkan leluhur mereka adalah merupakan hal yang sangat dominan dalam sisi kehidupan masyarakat tradisional.

10.Alat transportasi dan Komunikasi.

Pada masyarakat modern alat komunikasi dan transfortasi merupakan kebutuhan sehari-hari, dari alat yang digunakanpun sangat modern yang bersipat cepat dan menggunakan alat yang cangih.Seperti halnya alat komunikasi Telephone, Surat, ataupun Hand Phone. Alat transportasi seperti mobil, motor, kapal dsb. Sedangkan masyarakat tradisional alat komunikasi dan transportasi yang digunakan menggunakan alat yang ada. Seperti alat transportasi cukup menggunakan tenaga hewan baik sapi maupun kuda dsb.Untuk alat transportasi diair cukup menggunakan sampan atau perahu. Sedangkan untuk alat komunikasi mereka cukup menggunakan kentongan atau gong atau dari mulut kemulut.

3. Perbedaan anatara masyarakat tradisional dengan masyarakat modern :
1. Perekonomian
• Tradisional
Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat tradisionat rata- rata termasuk ke dalam ekonomi kelas menengah ke bawah / golongan ekonomi rendah karena mata pencaharian masyarakat tradisional yaitu mengotah afam seperti bertani, berkebun, bertadang, beternak, sehingga penghasilannya pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja.
Cara berusaha (ekonomi) pada masyarakat desa adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam.
• Modern
Perekonomian pada masyarakat taradisional rata- rata termasuk ke dalam golongan sedang hingga ketas menengah atas karena mata pencaharian mereka yang rata- rata sesuai dengan perkembangan zaman dan menunjang pembangunan negara seperti dokter, arsitek, pegawai, bisnis dll.
1. Pembagian kerja

• Tradisional
Masyarakat tradisional umumnya dalam pembagian kerja dilakukan secara bersama- sama/ gotong royong karena bagi masyarakat tradisional sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaaan.
Pola pembagian kerjanya cenderung dibedakan dan pembagian kerja dibedakan menurut jenis kelamin dan lapangan pekerjaannya masih kurang.
• Modern

pada masyarakat modern, sistem pembagian kerja bersifat individulistik karena masyarakat modern cenderung untuk mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama.
Pada masyarakat modern terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan dan terpisah dari pengaruh struktur sosial lainnya.
2. System pelapisan social

• Tradisional

Pada masyarakat tradisionai sangat menonjolkan kedudukan. Sehingga semakin tinggi kedudukan seseorang/lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya.
pada masyarakat trdisional pelapisan sosialnya terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih , atau kerabat pembuka tanah, seseorang memiliki bakat seni atau sakti.
• Modern
masyarakat moderen dilihat dari prestasinya. Semakin tinggi prestasi orangtersebut maka peranan orangtersebut dalam masyarakat semakin tinggi.
Pada masyarakat modern lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .
3. Mobilitas Sosial

• Tradisional

mobilitas sosoial masyarakat tradisional terbatas dan kelompok local yang stabil.
Mobilitas territorial lebih jrsng terjadi
Mobilitas/ perpindahan dari desa kekota lebih banyak Masyarakat tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan. Berada di pedesaan bahkan dipedalaman

• Modern

Mobilitas sosial masyarakat modern tinggi dalam arti luas.
Penduduk kota lebih dinamis dan mobilitasnya cukup tinggi.

4. Tingkat Pendidikan

• Tradisional

Masyarakat tradisional rata- rata memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan masyarakat modern. Biaya pendidikan yang dianggap mahal oleh masyarakat tradisional sehingga mereka berasumsi bahwa daripada melanjutkan pendidikan yang membutuhkan biaya mahal lebih baik bekerja karena dapat menghasilkan uang urituk memenuhi kebutuhan hidup.
Tingkat pendididkan di desa masih kurang atau tertinggal, seperti pada fasilitas yang ada di sekolah, perlengkapan belajar mengajar juga masih kurang lengkap.

• Modern

• Pada masyarakat modern yang sangat memprioritaskan pendidikan, karena bagi mereka pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik.

5. Sistem Komunikasi

• Tradisional

masyarakat tradisional terbatas dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisional biasanya kurang mengikuti perkembangan teknologi dibanding masyarakat modern

• Modern

pada masyarakat modern system komunikasinya sudah maju, terutama alat komunikasinya bermacam macam dan canggih
masyarakat modern sendiri sangat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi segingga dapat melakukan komunikasi ddengan mudah

6. Nilai Budaya

• Tradisional

Masyarakat tradisional memiliki nilai budaya yang lebih kental dalam arti lebih sering digunakan dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisional senantiasa menggunakan nilai- nilai budaya yang ada untuk pedoman dalam berperilaku. Biasanya nilai- nilai budaya yang ada pada masyarakat tradisional sifatnya tidak tertulis.

• Modern

pada masyarakat modern lebih cenderung menggunakan norma / aturan sebagai pedoman dalam berperilaku.
pada masyarakat modern dianggap mempunyai ingkatt kebudayaan yang tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang.

7. Sistem kepemimpinan

• Tradisional

Pada masyarakat tradisional mem’iiiki sistem kepemimpinan yang kurang maju/ terbatas dibandingkan dengan masyarakat modern yang lebih maju. Masyarakat tradisiona! biasanya menentukan suatu pemimpin berdasarkan strata sosial,

• Modern

pada masyarakat modern system kepemimpinan di anggap sangatlah penting , karena masyarakat berlombah – lombah untuk menjadi seorang pemimpin untuk memperoleh stats yang tinggi sehingga pemimpin di anggap sangatlah tinggi dan penting.

8. Penerapan Tekonologi

• Tradisional

Masyarakat tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatas dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisiona! cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup mereka.

• Modern

Lain halnya dengan masyarakat modern yang hidupnya sangat tergantung pada teknologi sehingga sangat mengikuti perkembangan teknologi untuk menunjang hidupnya.

9. Pola Hubungan Sosial / Interaksi Sosial

• Tradisional

Pola hubungan sosiat pada masyarakat tradisiona! sangat terasa sekali dibandingkan masyarakat modern karena masyarakat tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal

• Modern

masyarakat modern pola hubungan sosiat kurang terlaksana dengan baik karena masyarakat yang individualistic.
[ Read More ]
Jumat, 11 November 2011

Cara Mengkoneksikan Komputer ke Internet




Untuk melakukan koneksi dial-up atau menggunakan modem sebagai koneksi internet
diperlukan setting dial-up.

Pengecekan Alat
Pertama yang dilakukan adalah dengan mengecek apakah komputer sudah mendeteksi
alat modem yang dipasang. Dengan cara pada properties my coputer pada device
manager dilihat. Jika pada bagian modem sudah ada iconnya dan di buka alat sudah
bekerja dengan baik maka modem siap di setting seperti gambar di bawah ini.


Setting Modem
Dalam mensetting modem lebih baik jika langsung pada browser yang digunakan
untuk berinternet, misalnya kita memakai browser internet explorer maka kita masuk
dalam internet optionnya kemudian pada tab connection masuk dalam setup new
connection seperti pada gambar berikut


Setelah klik setup maka akan muncul new connection wizard seperti berikut, tinggal
kita klik next untuk meneruskan



Pada pilihan seterusnya dipilih yang kedua yaitu connect to the network at my
workplace yaitu pada pilihan setting dial-up atau VPN. Kemudian klik next.



Pada pilihan berikutnya adalah pada pilihan pertama yaitu setting dial-up yang
menggunakan modem dan kabel telepon. Kemudian klik next.


Dalam box berikut di tulis nama koneksinya biasanya ditulis nama perusahaan
koneksi misalnya telkom atau telkomnet (karena kita akan mensetting dial-up
terhadap telkom/ setting telkomnet instan)


Kemudian pada box berikutnya diisikan nomor telpon yang akan di hubungi misal
untuk tekomnet instan nomor yang diisikan 080989999.




Kemudian settingan telah selesai dilakukan untuk mempermudah dalam
penggunaannya kita tambahkan short cut dengan mengaktifkan check box add short
cut. Kemudian klik finish

Untuk mengaktifkan internet klik shortcutnya kemudian akan tampilan berikut :


Pada tampilan berikut username telkomnet diisi : telkomnet@instan dan passwordnya
telkom. Agar nanti tidak mengisi lagi check boxnya diaktifkan sava this user name.
51
Pada properties TCP/IP pada DNSnya diisi nomer 202.134.0.155 dan alternatenya
202.134.2.5.





Jika kita klik connect maka akan dial seperti berikut tunggu sampai koneksi
tersambung.




Jika sudah connect. kita bisa browsing dengan software internet dan membuka situs-situs yang kita inginkan ..



Selesai dah . .
Selamat Mencoba .. :))









[ Read More ]
Rabu, 09 November 2011

Naskah Drama Komedi (Pasti Ngakak :D)


JADILAH DIRIMU SENDIRI

BABAK I
(ketika semua sudah lengkap, maka narator masuk ke panggung dan mulai bercerita)
Narator             : alkisah di sebuah hutan terdapat seorang tukang batu yang pemalas, suka mengeluh dan selalu tidak puas dengan dirinya sendiri.
Tukang Batu     : aduh… hari ini aku harus bekerja. Pasti nanti capek sekali. Enakan aq duduk – duduk dulu. (duduk di sebuah batu)
Batu                 : (bergerak – gerak)wadow … sakit tau ! (Sambil marah-marah).Bau lagi! Kentut ya? (sambil menutup hidung)
Tukang Batu     : (Terkejut dan takut) Maaf, dikit. Lho, batu kok bisa ngomong ?
Batu                 : ini kan Cuma drama
Tukang Batu     : O…….
Batu                 : Awas ! (mengancam dan mengacung – acungkan kepalanya)
(Tukang batu pun ketakutan lalu melihat-lihat sekeliling, mencari tempat untuk bersandar. Kemudian dia melihat  pohon dibelakangnya)
Tukang Batu     : kebetulan ada pohon. Bisa bersandar nih!
Pohon               : aduuuuuuuuuh.. hati – hati dong, lecet neh.
Tukang Batu     : (Terkejut) Lho kok pohon juga bisa ngomong?
Pohon                : Wah menghina ya. Aku adalah pohon ajaib. Aku bisa melakukan apa saja. Bahkan aku bisa menyanyi dan menari (menyombongkan diri)
Tukang Batu     : masak sih ?
(pertama –tama pohon menyanyi seriosa dan tukang batupun menutup kupingnya karena suara  pohon yang melengking dan jelek. Lalu mulai menari. Setelah selesai, tukang batu hanya bisa terkejut)
Tukang Batu     : Wah… pohon yang aneh. (menggeleng-gelengkan kepala sambil pergi meninggalkan pohon itu)
BABAK II
Narator : (ketika narator masuk, semua menjadi patung dengan gaya yang aneh). Lalu datanglah sebuah matahari yang sinarnya sangat panas menyengat.
Tukang Batu     : wah….. panas sekali ya! (sambil sesekali mengipasi dirinya. Lalu mengusap keringatnya dengan sapu tanggan nya dan tidak sengaja memerasnya di sebelah batu)
Batu                 : Wadooooooooooooooooooow ! hei, jangan disini dong tukan batu! Uda keringatnya bau asem lagi. (sambil menutup hidung)
Tukang Batu     : (Terkejut) maaf. Eh emangnya batu punya hidung ya?
Batu                 : idiiiiiiih . sebel deh . ini kan Cuma bo’ong-boongan tau !
Tukang batu      : (Pergi menjauh ) Pemarah sekali si batu itu . tapi memang panas sekal. Ini pasti karena si matahari itu.
Matahari           : Ha….ha…ha. ya aku yang menyebabkan panas ini.. ha….. ha…ha (Logat batak)
Tukang Batu     : (menutup hidung karena bau) wah, enak sekali ya menjadi matahari. Bisa member panas tapi dia sendiri tidak kepanasan.
Matahari           : iya dong. Aku gitu loh (sambil bergaya fungky)
Tukang Batu     : (berfikir lalau dapat ide). Hmmmmmm matahari, bagaimana kalau kita bertukar tempat saja. Aku menjadi matahari, dan kamu menjadi Tukang Batu. Bagaimana?
Matahari           : (Tampak berfikir). Bagaimana ya? Baiklah, tapi ada syaratnya?
Tukang Batu     : apa syaratnya? (penasaran)
Matahari           : Kau harus member aku sepiring nasi dengan lauknya. Bagaimana? Hahahahaha…
Tukang Batu     :  Itu sih gampang.
Matahari           : eiiitt tunggu dulu. Sepiring nasi dengan lauk sate,gulai,soto,ayam goring,ayam bakar,ikan gurami,capcai,telor dadar, telor mata sapi yang melirik ke kiri. Ok?
Tukang Batu     : haaaa! (terkejut) banyak sekali! Tapi baiklah. Sebentar ya!
(Tukang Batu pulang ke rumahnya untuk mengambil makanan yang di minta matahari, sedangkan matahari sudah lapar dan ingin segera mencicipi masakan tersebut. Tak lama kemudian Tukang Batu masuk sambil membawa masakan yang dijanjikannya)
Tukang Batu     : nih !
Matahari           : bah! Dimana pila sambal terasinya?
Tukang Batu     : sambal terasi?  Tadi kan kamu tidak minta?
Matahari           : wah-wah-wah… hei penonton, enak gak klo kita makan tanpa sambal terasi? (Tanya ke penonton). Nah, dengar tidak, semua orang setuju kalau tanpa sambal, makanan kita jadi tidak enak.
(Dengan terpaksa, tukang batu membuat sambal di atas batu)
Batu                 : Wadooooooooow. Aduh. Kamu lagi, kamu lagi. Seneng pula kau menggangu aku. Liat nih gara-gara kamu…. Kepalaku jadi benzol-benzol. Lho kok aku jadi logat batak juga sih (marah-marah sambil menunjukan kepalanya yang benjol)
Tukang Batu     : maaf…
Batu                 : Awas  ya!
(Lalu mereka berdua berganti kostum, dan naratorpun masuk)
BABAK III
Narator             : akhirnya tukang batu itupun menjadi sebuah matahari. Dan si matahari berubah menjadi seorang tukang batu. Haaa…haa…ha,,
Matahari           : Maaf bu. Itu kan ketawa aku. Kok ibu zadi ikut-ikutan ketawa seperti itu.
Narator             : (malu) Maaf… (lalu pergi)
Tukang Batu     : Asyiiiiiiik! Ahirnya aku menjadi matahari.
Batu                 : Wadoooow. Jangan dekat-dekat dong! panas sekali! jauh-jauh sana! Awas!
(tukang batupun takut dan menjauh ke arah  pohon)
Pohon              : Hei… pergi sana… jangan dekat-dekat. Panas nih. Kalau tidak Ciaatt (berpose silat, meniru gaya hewan : elang menyambar, ular mencaplok, dan harimau mencengkram)
Tuakang Batu   : iya……iya. Dasar batu dan pohon-pohon pemarah. Ah sudahlah. Tapi enak sekali menjadi matahari.
(Lalu datanglah sebuah awan hitam, yang terus mengejar matahari dan berdiri di depannya. Tukang batupun jengkel)
Tuakang Batu   : Hei…. Awan hitam. Panggungnya kan masih luas. Kenapa sih, selalu ada di depanku?
Awan Hiatm     : Hei matahari, kamu tidak tahu siapa aku ya?. Aku ini awan hitam. Sebentar lagi, aku akan menurunkan hujan. Makanya kamu harus sembunyi dulu.
Tukang Batu     : O………. Begitu ya?
Awan Hitam     : Iya. Masak tidak tau sih
(Tukang batu menggeleng-geleng)
Tukang Batu     : (Berfikir) wah enak dong menjadi awan hitam (Berkata dengan dirinya sendiri). Eh awan hitam, mau tukaran tempat tidak. Aku menjadi awan hitam dan kamu menjadi matahari. Bagaimana?
(ketika awan hitam sedang berfikir, tiba-tiba narator datang)
Awan Hitam     : Bu narator, kok sudah muncul sih. Kan belum waktunya?
Narator             : lho iya ya? Wah bilang dong dari tadi, kalau belum saatnya muncul. Maaf para penonton. Kalian sih, jadi malu nih. (marah-marah sambil menyalakan mereka berdua)
Tukang Batu     : bagaimana?
Awan Hitam     : Hmmmmmmm…. (mengeleng-geleng smabil berfikir) baiklah, tapi ada syaratnya?
Tukang Batu     : (menggeleng-geleng sambil menghela nafas) apa syaratnya ?
Awan Hitam     : Mudah… yaitu mobil mewah dan rumah mewah.
Tukang Batu     : (terkejut) wah itu sih susah. Eh… tapi tunggu dulu. (Tukang Batu masuk ke dalam. Lalu keluar lagi sambil membawa mobil-mobilan dan rumah-rumahan). Bagaimana  kalau mobil-mobilan dan rumah-rumahan mewah?
Awan Hitam     : (terkejut) apa! (mengeleng-geleng) baiklah. Terpaksa!
(lalu mereka bertukar tempat,tiba-tiba datang ibu narator. Semua menjadi patung. Tapi ibu narator lama tidak ngomong-ngomong)
Batu                 : Bu…. Ibu narator. Kok tidak ngomong-ngomong ya?
Narator             : siapa bilang saya mau ngomong. Saya kan Cuma mau nampang doing. (sambil melambai-lambaikan tangan ke penonton)
Semua Personil : Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…..!
Narator             : kenapa sih sirik aja. Memangnya tidak boleh. (pergi sambil ngomel-ngomel)
Tukang Batu     : asyiiik. Sekarang aku menjadi awan hitam. Aku bisa menutup-nutupi matahari. Oh ya, aku juga bisa membuat hujan yang sanggat lebat. Ha…..ha….ha…
(tiba-tiba matahari yang menjadi tukang batu datang)
Matahari           : he..he…  itu kan ketawa aku
Tukang Batu : maaf. Wah sekarang aku mau menurunkan hujan yang sangat lebat. Wuuuuuuuuuuuuus (sambil menendang-nendang tumbuhan kecil. Lalu datang seseorang yang tertarik angin. Trus datang lagi orang berpayung, yang payungnya sampai rusak,menghadap ke atas)
Tukang Batu     : asyiiik. Aku berkuasa sekarang.
Tukang Batu      : ha………..(tiba-tiba ingat matahari yang marah bila ketawanya ditirukan). Ups. (tiba-tiba tukang batu heran melihat batu yang tidak bergeser sedikitpun). Hai, batu. Kok kamu tidak rusak sedikitpun?
Batu                 : Hai… awan hitam? Mikir dong! Aku kan Batu. Liat aku sangat kuat. (sambil memamerkan ototnya). Jadi aku tidak akan rusak.
Tukang Batu      : o…….. begitu ya. (berfikir). Hmmmm.. ngomong-ngomong batu, mau tidak kita tukaran tempat?
Batu                  : Apa! (berteriak keras). Kamu fikir aku bodoh ya, bisa kamu suap seperti si matahari dan awan hitam.
Tukang Batu     : Ayolah! Apapun syaratnya, aku akan penuhi! (sambil ketakutan)
Batu                 : tidak! (masih marah dan berteriak) enak saja!
Tukang Batu     :Please!
Batu                 : Tidak
Tukang Batu     : He, mau tidak? (marah sambil mencengkeram kerah baju si batu)
(Si batupun ketakutan)
Batu                 : eh.. iya deh kalau begitu. Jangan marah dong! Gitu saja marah! (merayu si tukang batu). Nih! (menyerahkan kostumnya)
Tukang Batu     : sana pergi! Awas ya kembali lagi! (mengancam batu. Batupun ketakutan dan berlari). Asyiiik. Kasihan deh lo si batu,makanya jadi orang jangan galak-galak. Sekarang aku menjadi batu yang perkasa.
(Tak lama kemudian datanglah, si tukang batu yang sebenarnya si matahari)
Matahari           : ha…….ha…..ha… bah hari yang sangat cerah untuk memulai pekerjaanku sebagai tukang batu. Kebetulan ada sebuah batu disini.
(matahari mulai memukul-mukulkan palunya)
Tukang Batu     : aduuuuuuh. Matahari…… kenapa memukul aku?
Matahari           : bah…. macam pula kau ini. Aku kan seorang tukang batu. Zadi pekerjaanku yya memecah batu.
Tukang Batu     : O……………. tapi aku mati dong!
Matahari           : ya……. Terserah kaulah. Siapa suruh zadi batu. (mulai memukul lagi)
Tukang Batu     : Tunggu….! Aku mau jadi tukang batu lagi kalau begitu. Tukeran ya?
Matahari           : Tidak mau ! (terus memukul-mukul)
Tukang Batu     : tolong…..tolong…..tolong…. ibu narator kemana sih? Bu…. Ibu narator!
Matahari           : ha……..ha…….ha
(Lama kemudian ibu narator datang sambil makan)
Tukang Batu     : Bu…. Lama sekali sih. Tutup acaranya dong. Saya di pukulin terus nih!tolong!
Narator             : (sambil tetap makan) iyaaaaaaa… cerewet amat sih, siapa suruh gak puas jadi diri sendiri.
Makanya jadilah dirimu sendiri. Percaya diri dong! Baiklah para penonton, begitulah akhir cerita kita hari ini. Hikmah yang bisa kita ambil, janganlah kita meniru si tukang batu yang selalu mengeluh, pemalas dan selau tidak puas dengan dirinya sendiri. Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

TERIMA KASIH


Nama Pemain :

1. Muhammad Zamroni Farid  sebagai Tukang Batu
2. Riski Amelia Anggraini sebagai Narator
3. Niscahya Fitriani sebagai Batu
4. Edwin Yunanto sebagai Pohon
5. Aditya Purwacaraka sebagai Matahari
6. Nindi Oktaviani sebagai Awan Hitam


Penulis Naskah : Niscahya Fitriani
Audio : Aditya Purwacaraka
Properti : Riski Amelia Anggraini
TimKreatif : Edwin Yunanto
                   Nindi Oktafiani
                   Muhammad Zamroni Farid



XII MM 1
[ Read More ]
Senin, 25 Juli 2011

Gerund

Gerund adalah kata benda yang berasal dari kata kerja ditambah –ing, misalnya swimming, eating, fishing, shopping, dancing, dan singing. Bila diperhatikan, gerund mempunyai bentuk yang sama dengan present participle, bedanya gerund berfungsi sebagai kata benda, sedangkan present participle sebagai kata sifat yang menerangkan kata benda.

Dalam kalimat, gerund berfungsi sebagai:
a. subjek (subject)
b. pelengkap subjek (subjective complement)
c. objek langsung (direct object)
d. objek preposisi (object of preposition)
e. aposisi (appositive)


Subject
Gerund sebagai subjek pokok kalimat, contoh:
- Swimming is good service.
- Your singing is very beautiful.
- Studying needs time and patience.
- Playing tennis is fun.
- Reading English is easier than speaking it.

Subjective Complement
Gerund sebagai pelengkap subjek dalam kalimat biasanya selalu didahului to be yang terletak di antara subject dan subjective complement, contoh:
- My favorite sport is running.
- My favorite activity is reading.

Direct Object
Gerund sebagai objek langsung dalam kalimat, contoh:
- I enjoy dancing.
- She likes dancing.
- Thank you for your coming.
- I hate arguing.

Object of Preposition
Gerund sebagai objek preposisi yang terletak setelah preposisi. Preposisi yang sering dipakai adalah of, on, no, with, without, at for, after, before, because of, to, like, about, for, by, in.
Contoh:
- He is tired of gambling.
- I am fond of eating bakso.
- He insisted on seeing her.
- I have no objection to hearing your story.
- You will not be clever without studying.
- They are good at telling funny stories.
- In sleeping I met you in the park.

Appositive
Gerund sebagai aposisi atau penegas dalam kalimat, contoh:
- My hobby, fishing, is interesting.
- I do not like quarrelling, a useless job.
My hobby is fishing dan fishing is interesting diletakkan bersebelahan dalam sebuah kalimat sebagai appositive (fishing adalah aposisi dari my hobby), begitu juga contoh kalimat dibawahnya.
[ Read More ]
 
 

Link List

Recent Comments

Followers