Pengertian Karya Sastra
Hal yang dihasilkan oleh manusia dikenal sebagai karya . Dalam konteks lain, mungkin manusia dapat menghasilkan produk intelektual (seperti sebuah lagu atau puisi) atau objek material (rumah, kerajinan.)
Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau berkaitan dengan sastra (himpunan pengetahuan yang berkaitan dengan menulis dan membaca dengan baik, atau seni puisi, retorika dan tata bahasa).
Sebuah karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah , baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.
Menurut bentuk atau subjek, karya sastra mungkin memiliki jenis yang berbeda seperti narasi (sebuah karya prosa, seperti novel atau cerita pendek ), puisi (komposisi dalam ayat yang mengekspresikan perasaan penulis), drama , epik (ayat-ayat yang menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa) atau mengajar (yang berusaha untuk mengarahkan pembaca atau pendengar).
Hal yang dihasilkan oleh manusia dikenal sebagai karya . Dalam konteks lain, mungkin manusia dapat menghasilkan produk intelektual (seperti sebuah lagu atau puisi) atau objek material (rumah, kerajinan.)
Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau berkaitan dengan sastra (himpunan pengetahuan yang berkaitan dengan menulis dan membaca dengan baik, atau seni puisi, retorika dan tata bahasa).
Sebuah karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah , baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.
Menurut bentuk atau subjek, karya sastra mungkin memiliki jenis yang berbeda seperti narasi (sebuah karya prosa, seperti novel atau cerita pendek ), puisi (komposisi dalam ayat yang mengekspresikan perasaan penulis), drama , epik (ayat-ayat yang menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa) atau mengajar (yang berusaha untuk mengarahkan pembaca atau pendengar).
Karya sastra juga dapat berupa tulisan (buku atau media cetak lain bermain cerita tanpa perubahan) atau lisan (diwariskan dari generasi ke generasi dan sering berubah dari waktu ke waktu, seperti legenda atau cerita rakyat). Karya-karya juga dapat taktil, ketika disesuaikan dengan kebutuhan orang-orang buta melalui Braille.
Jenis-jenis Karya Sastra :
1.
Puisi
A.
Pengertian puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk media sastra.
Media puisi biasanya singkat karena ada pemadatan isi. Sering kali, isi (pesan)
yang terkandung dalam puisi disampaikan secara tersirat. Bahasa puisi
diungkapkan oleh penyair secara khas. Yang dimaksud dengan bahasa yang khas
adalah bahasa dengan struktur dan pengungkapan yang berbeda dengan bahasa
sehari-hari. Sastrawan indonesia yang telah dikenal dengan penyajian bahasa dan
gaya pengungkapan yang khas, diantaranya adalah Chairil Anwar, Amir Hamzah,
Rendra, dll.
Ø Memahami Puisi
Puisi, dalam arti yang sederhana, tersusun oleh
satuan yang disebut baris (kalimat) dan bait (paragraf dalam puisi).
Puisi terdiri atas dua unsur yang menjadi ciri
umum puisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi dan unsur yang
berhubungan dengan makna puisi. Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah
bunyi (irama dan rima), pilihan kata, dan tampilan cetak/ tulisan tipografi.
Unsur yang berkaitan dengan makna puisi adalah tema, pesan tersurat, dan pesan
tersirat.
a.
Pola Bunyi
(Rima)
Rima adalah penataan unsur bunyi yang ada dalam
kata. Penataan ini berupa pengulangan bunyi yang sama pada satuan baris atau
pada baris-baris berikutnya dalam bait.
b.
Irama Ritme
Intonasi, penekanan kata, tempo (cepat-lambatnya
pengucapan), dan penataan rima memunculkan irama puisi.
c.
Pilihan Kata (Diksi)
Diksi adalah kekuatan utama ekspresi puisi.
Kata-kata yang dipilih penyair berfungsi untuk menyampaikan maksud atau makna
puisi. Kata-kata juga dipilih berdasarkan efek bunyi yang ditimbulkan jika
dibacakan.
Ø Tipografi Puisi
Tipografi atau wujud puisi tidak selalu berbentuk
bait demi bait. Tiap bait juga tidak selalu terdiri atas beberapa baris.
Afrizal Malna adalah penyair yang banyak menulis puisi yang berbentuk kotak.
Terkadang, ia membuat puisi seperti prosa, bentuk bait diganti dengan bentuk
paragaraf.
B.
Jenis - jenis puisi
Puisi lama
Ciri-ciri puisi lama :
1.
Merupakan
puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
2.
Disampaikan
lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
3.
Sangat terikat
oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun
rima.
4.
Tidak ada
pengarangnya (anonim)
5.
Isinya
bersifat istana sentris.
6.
Bahasanya
statis, dan sedikit mengalami perubahan.
7.
Sifat dan
bahasanya kedaerahan.
Yang termasuk puisi lama adalah :
1.
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki
kekuatan gaib.
2.
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap
bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai
sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya
terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
3.
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
4.
Seloka adalah pantun berkait.
5.
Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
6.
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri
tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
7.
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6,
8, ataupun 10 baris.
Puisi baru
Puisi baru bentuknya
lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas :
1.
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
2.
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan.
3.
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4.
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
5.
Roman adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih.
6.
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
7.
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
Ciri –Ciri puisi baru adalah
sebagai berikut :
1. Puisi
baru ada pengarangnya.
2. Puisi
baru berkisar untuk umum.
3. Bahasanya
dinamis.
4. Yang
banyak mempengaruhi bahasanya adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda.
5. Mengutamakan
isi.
6. Jumlah
baris dalam tiap bait bebas.
7. Rima
lebih bebas.
8. Irama
lebih bebas.
C. Unsur-unsur puisi
Unsur –unsur puisi tediri atas :
1.
Amanat
2.
Diksi
3.
Imaji
4.
Bahasa figuratif
5.
Kata Konkret Tema
6.
Nada
7.
Rasa
8.
Kata konkret
9.
Ritme dan Rima
Ø Struktur
Fisik Puisi
1.
Perwajahan puisi tipografi , yaitu bentuk puisi
seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan
barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik.
2.
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa
yang dialami penyair.
4.
Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap
dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan
dengan kiasan atau lambang.
5.
Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat
menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa
figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna
atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam
majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, parsprototo, totemproparte, hingga paradoks.
6. Versifikasi, yaitu menyangkut
rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi.
Ø Struktur
Batin Puisi
1.
Tema atau makna (sense), media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa
adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap
kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair
terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.. Kedalaman pengungkapan
tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja,
tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan
kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3.
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap
pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
4.
Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar
maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan
tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat
ditemui dalam puisinya.
2.
Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan
puisi
karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta
bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin
"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa
dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa
lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun.
Prosa
biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa
eksposisi, dan prosa argumentatif.
Prosa
baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau
budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
·
Roman, adalah bentuk prosa baru yang
mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman,
pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan
suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak
digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan
kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai
berikut:
• Roman
transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang
mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan.
Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul
Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
• Roman sosial,
memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan
mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara
Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
• Roman sejarah,
yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa
sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja
oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul
Muis.
• Roman
psikologis, yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang
mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh
Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar,
Belenggu oleh Armijn Pane.
• Roman detektif,
yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi
pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus
kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria
oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
·
Novel, berasal dari Italia yaitu novella
‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan
pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik.
Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika
roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek
daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus,
Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta
Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
·
Cerpen, adalah bentuk prosa baru yang
menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling
menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu
tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh
Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah
yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
·
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan
prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi)
atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau
bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I
Habibie, Ki Hajar Dewantara.
·
Kritik, adalah karya yang menguraikan
pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang
isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
·
Resensi, adalah pembicaraan /
pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat
memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti
tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan
saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
·
Esai, adalah ulasan / kupasan suatu
masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya
bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya,
seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera
pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
3. Drama
Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakan di atas pentas dengan media percakapan(dialog), gerak dan
tingkah laku. Naskah merupakan hal utama dalam bermain drama (modern) karena ia
merupakan panduan bagi para pemeran (aktor) di atas pentas. Selain naskah, ada
unsur-unsur lain yang sangat menentukan yaitu dekorasi (setting), musik,
lighting, make up,kostum,nyanyian, tarian, dan unsur penunjang lainnya.
·
Naskah
Naskah disini diartikan sebagai bentuk tertulis dari suatu drama. Sebuah naskah walaupun telah dimainkan berkali-kali, dalam bentuk yang berbeda-beda, naskah tersebut tidak akan berubah mutunya. Sebaliknya sebuah atau beberapa drama yang dipentaskan berdasarkan naskah yang sama dapat berbeda mutunya. Hal ini tergantung pada penggarapan dan situasi, kondisi, serta tempat dimana dimainkan naskah tersebut. Selain dialog, sebuah naskah yang baik harus memiliki tema, tokoh dan plot atau rangka cerita.
Naskah disini diartikan sebagai bentuk tertulis dari suatu drama. Sebuah naskah walaupun telah dimainkan berkali-kali, dalam bentuk yang berbeda-beda, naskah tersebut tidak akan berubah mutunya. Sebaliknya sebuah atau beberapa drama yang dipentaskan berdasarkan naskah yang sama dapat berbeda mutunya. Hal ini tergantung pada penggarapan dan situasi, kondisi, serta tempat dimana dimainkan naskah tersebut. Selain dialog, sebuah naskah yang baik harus memiliki tema, tokoh dan plot atau rangka cerita.
·
Tema
Tema adalah rumusan inti sari cerita yang dipergunakan dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Dari tema inilah kemudian ditentukan tokoh-tokohnya.
Tema adalah rumusan inti sari cerita yang dipergunakan dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Dari tema inilah kemudian ditentukan tokoh-tokohnya.
·
Tokoh
Dalam cerita drama tokoh merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita.oleh karena itu seorang tokoh haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai penggerak cerita yang baik. Disamping itu dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang tokoh. Biasanya ada 3 dimensi yang ditentukan yaitu:
Dimensi fisiologi (ciri-ciri badan) antara lain usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, cirri-ciri muka,dll.
Dimensi sosiologi (latar belakang) kemasyarakatan misalnya status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobby, dan sebagainya.
Dimensi psikologis (latar belakang kejiwaan) misalnya temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan, dan lain sebagainya.
Apabila kita mengabaikan salah satu saja dari ketiga dimensi diatas, maka tokoh yang akan kita perankan akan menjadi tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati.
Dalam cerita drama tokoh merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita.oleh karena itu seorang tokoh haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai penggerak cerita yang baik. Disamping itu dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang tokoh. Biasanya ada 3 dimensi yang ditentukan yaitu:
Dimensi fisiologi (ciri-ciri badan) antara lain usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, cirri-ciri muka,dll.
Dimensi sosiologi (latar belakang) kemasyarakatan misalnya status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobby, dan sebagainya.
Dimensi psikologis (latar belakang kejiwaan) misalnya temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan, dan lain sebagainya.
Apabila kita mengabaikan salah satu saja dari ketiga dimensi diatas, maka tokoh yang akan kita perankan akan menjadi tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati.
·
Plot
Plot adalah alur atau kerangka cerita. Plot merupakan suatu keseluruhan peristiwa didalam naskah. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Plot adalah alur atau kerangka cerita. Plot merupakan suatu keseluruhan peristiwa didalam naskah. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
·
Pemaparan(eksposisi)
Bagian pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita. Pada umumnya bagian ini disajikan dalam bentuk sinopsis.
Bagian pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita. Pada umumnya bagian ini disajikan dalam bentuk sinopsis.
·
Komplikasi awal atau konflik awal
Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama.
Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama.
·
Klimaks dan krisis
Klimaks dibangun melewati krisis demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks.
Klimaks dibangun melewati krisis demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks.
·
Penyelesaian (denouement)
Drama terdiri dari sekian adegan yang di dalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu klimaks terbesar dibagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.
Drama terdiri dari sekian adegan yang di dalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu klimaks terbesar dibagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.
·
Dialog
Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama para tokoh harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot maju, dan membukakan fakta.
Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama para tokoh harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot maju, dan membukakan fakta.
4.
Prosa Liris
Prosa liris merupakan suatu bentuk karya sastra yg berisi
curahan perasaan pengarang secara subyektif yg disajikan seperti bentuk
puisi,namun menggunakan bahasa yg bebas seperti bentuk prosa.
secara umum,
lirisme itu merupakan bentuk (ciri) tulisan yang bernuansa romantis
(hal-keindahan). Pemaknaan secara umum tersebut dapat terjadi (apalagi di
Indonesia) karna akar lirisme di Indonesia, sudah kuat menopang semenjak jaman
(sebelum) Balai Pustaka: yang ciri tulisannya, bersanjak, berpola 4 baris, dan
terutama metaphor (kata-kata) yang indah, secara singkat sama dengan ciri melayu.
Tidak ada kata-kata sarkas yang dipilih oleh penulis(pada jaman itu)dalam
karya-karyanya. Ciri-ciri karya-karya tersebut adalah penggunaan kata-kata yang
indah(sebenarnya, ada latarbelakang lain yang juga berperan, namun akan lebih
panjang penjabarannya).
makasih infonya. sangat bermanfaat untuk referensi